SEMANTIK BAHASA INDONESIA

1. -Semantik adalah adalah istilah yang merujuk dalam suatu studi tentang makna, dan karena makna merupakan bagian dari bahasa, sehingga semantik adlah bagian dari linguistik.(Palmer 1981:1) 
-Kridalaksana (2001:1993)
Pengertian Semantik menurut Kridalaksana adlah bagian dari struktur bahasa yang berkaitan dengan makna ungkapan dan dengan struktur makna suatu wicara.
-Semantik adalah semantik menelaah lambang atau tanda yang menyatakan makna, hubungan makna satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat.(Tarigan 1985:7) 
Jadi menurut saya semantik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang bentuk makan atau lambang yang ada dalam tuturan, baik tuturan lisan atau tulisan. 

2. Makna idiomatik adalah ungkapan yang menyiratkan makna kiasan, dengan kata lain bukan makna yang sebenarnya yang ingin diungkapkan
Contoh : 
-Kami berharap semua pihak bisa menghadapi masalah ini dengan kepala dingin.
-Setelah lama menikah, pasangan itu akhirnya diberkahi buah hati.

Peribahasa atau pepatah adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan maksud, keadaan seseorang ataupun hal yang mengungkapkan tentang, perbuatan, kelakuan atau hal tentang seseorang.
Peribahasa dapat juga diartikan sebagai ungkapan yang tidak langsung, namun tersirat menyampaikan suatu hal yang dapat dipahami pembaca atau pendengar.
Contoh : 
-Tong kosong nyaring bunyinya
(Orang yang bodoh biasanya banyaknya cakapnya atau pembicaraannya)
-Ada udang di balik batu
(Ada suatu maksud yang tersembunyi)

3. Polisemi dalam KBBI diartikan sebagai bentuk bahasa (kata, frasa dan sebagainya) yang memiliki makna lebih dari satu.
Contoh :
-Maaf, jadwalku hari ini sangat padat.
-Meski baru dibuka, warung soto ibu selalu padat pengunjung.

Maka kalimat ambigu adalah kalimat yang maknanya bisa bermakna lebih dari satu penafsiran. 
Contoh : 
=>Pensil Andi terbawa Iwan. Kalimat ini dapat berarti :
-Pensil milik Andi tidak sengaja terbawa Irwan
-Pensil milik Andi sengaja dibawa Irwan

=>Masuk angin, dapat menimbulkan makna yang berbeda dalam sebuah kalimat.
-Karena kehujanan semalam, Ayah merasa tidak enak badan karena masuk angin.
-Saat Iman Membuka pintu masuklah angin yang sangat kencang ke dalam rumah.

4. A. ) Faktor kebahasaan  (linguistic causes). Ini berkaitan dengan fonologi, morfologi, dan sintaksis. Contohnya: dahulu kata sahaya berati budak, tetapi kini berarti saya. Lalu, berbeda kalimat Ali memukul Adi dengan Ali dipukul Adi.
B. ) Faktor kesejarahan (historical causes) terdiri dari: (a) faktor objek misalnya asal kata wanita dari kata betina (untuk hewan: ayam betina) kemudian menjadi kata batina lalu watina (fonem /b/→fonem /w/) dan menjadi kata wanita padanannya perempuan. Jadi wanita tidak bisa disepadankan dengan hewan lagi tetapi dengan objek; (b) faktor institusi misalnya kata rukun dahulu bermakna kerukunan antara warga, antar tetangga-tetangga/ antar warga-warga. Kini pengertiannya sudah meluas, untuk institusi resmi; (c) faktor ide misalnya kata simposium dahulu bermakna untuk bergembira (minum, makan, berdansa), kini bermakna pertemuan ilmiah; dan (d) faktor konsep ilmiah misalnya kata volt dahulu dikaitkan dengan sang penemunya, Allessandro Voltas. Kini lebih ditekankan maknanya pada satuan potensial listrik yang diperlukan untuk mengalirkan satu ampere arus listrik melalui satu ohm (misal dalam kalimat Voltase aliran listrik di rumahmu harus ditambah).
C. ) Faktor sosial (social causes). Ini dikaitkan dengan perkembangan makna kata dalam masyarakat. Contoh: kata gerombolan makna dahulu  orang yang berkumpul atau kerumunan orang, kini berarti pemberontak atau pengacau.
D.)Faktor psikologis (psychological causes) terdiri dari: (a) faktor emotif (emotif factor) misalnya kata bangsat dahulu dikaitkan dengan binatang yang biasa menggigit jika kita duduk di kursi rotan karena binatang itu hidup di sela-sela anyaman rotan, kini maknanya manusia yang malas yang kelakuannya menyakitkan hati.; (b) kata-kata tabu dirinci lagi (1) tabu karena takut (taboo of fear) misalnya kata menaikkan harga (dapat menimbulkan gangguan keamanan) diganti kata menyesuaikan harga. Lalu, kata terlibat organisasi terlarang diganti tidak bersih diri (= berdaki) atau tidak bersih lingkungan (= lingkungan yang kotor). Dan, kata harimau (takut diucapkan di hutan) diganti kata nenek; (2) tabu karena menginginkan kehalusan kata (taboo of delicacy) misalnya kata makan diganti kata bersantap dan mencicipi, padahal berbeda maknanya; dan (3) tabu karena ingin dikatakan sopan (taboo of propriety) misalnya kata kencing diganti kata buang air kecil. Kata WC, toilet, kakus diganti kata kamar kecil atau kamar belakang. Kata “Makan!” diganti kata “Silakan makan!” atau “Silakan bersantap!”
E.) Pengaruh bahasa asing. Ini terjadi disebabkan oleh interaksi antara sesama bangsa, tak dapat dihindari. Contoh kata dari bahasa Belanda: andil (aandeel), dokumentasi (documentatie), insiden (incident), dan lain-lain.
F. ) Karena kebutuhan kata yang baru. Ini akibat perkembangan konsep baru namun belum ada lambangnya tetapi perlu nama atau kata baru karena bahasa adalah alat komunikasi. Contoh karena bangsa Indonesia merasa kurang enak menggunakan kata saudara maka muncullah kata Anda. Kata saudara pada mulanya dihubungkan dengan orang yang sedarah dengan kita tapi kini kata saudara digunakan untuk menyebut siapa saja. Dari kata bui, penjara, tutupan muncul kata lembaga pemasyarakatan.

5.Sedangkan bagi pengajar sastra, pengetahuan semantik akan member manfaat teoritis, maupun praktis. Secara teoritis, teori-teori semantik akan membantu dalam memahami dengan lebih baik bahasa yang akan diajarkannya. Dan manfaat praktisnya adalah kemudahan untuk mengajarkannya. Jadi banyak yang akan kita dapatkan ketika kita mempelajari tentang semantik, karena dalam studi semantik kita akan di ajarkan tentang makna lambang yang ada dalam tuturan, baik tuturan lisan atau tulisan. Karena komunikasi adalah hal wajib, maka kita harus mengetahui setiap makna yang lawan bicara kita sampaikan, agar tidak terjadi kesalahan dalam pemaknaan. 

Komentar

Postingan Populer