SEJARAH PERKEMBANGAN TELEVISI / TV
SEJARAH TELEVISI
Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan
teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan
menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada akhir 1920-an, sistem
pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja
telah dikembangkan, dimana semua sistem televisi modern menerapkan
teknologi ini. Walaupun sistem mekanik akhirnya tidak lagi digunakan,
pengetahuan yang didapat dari pengembangan sistem elektromekanis
sangatlah penting dalam pengembangan sistem televisi elektronik penuh.
Gambar pertama yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah
melalui mesin faksimile mekanik sederhana, (seperti pantelegraf) yang
dikembangkan pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar bergerak
yang menggunakan daya elektrik pertama kali diuraikan pada 1878 sebagai
"teleponoskop" (konsep gabungan telepon dan gambar bergerak), tidak lama
setelah penemuan telepon. Pada saat itu, para penulis fiksi ilmiah
telah membayangkan bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat
dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara.
Ide untuk menggunakan sistem pemindaian gambar untuk mengirim
gambar pertama kali dipraktikkan pada 1881 menggunakan pantelegraf,
yaitu menggunakan mekanisme pemindaian pendulum. Semenjak itu, berbagai
teknik pemindaian gambar telah digunakan di hampir setiap teknologi
pengiriman gambar, termasuk televisi. Inilah konsep yang bernama
"perasteran", yaitu proses merubah gambar visual menjadi arus gelombang
elektrik.
refrensi: http://dunianyasejarah.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-televisi.html
PERBEDAAN ANTARA TV DIGITAL DAN TV ANALOG
Di Indonesia agar segera diluncurkan karena Pemerintah juga berpendapat bahwa teknologi televisi digital lebih efisien dalam penggunaan kanal frekuensi dibandingkan teknologi analog yang selama ini dipergunakan. Berdasarkan master plan televisi yang tengah disusun, pemerintah akan mengalokasikan 14 kanal frekuensi. 10 kanal frekuensi kini telah dialokasikan bagi televisi swasta yang telah beroperasi. Satu kanal untuk TVRI, satu kanal untuk televisi lokal, dan dua kanal untuk televisi digital. Walaupun televisi digital harus banyak melakukan adaptasi terhadap jangkauan yang telah dapat dicapai oleh televisi analog. Penerapan siaran TV digital sebagai pengganti TV analog pada pita UHF dilakukan secara bertahap sampai suatu batas waktu cut-off TV analog UHF yang ditetapkan (2015 di kota besar dan 2020 secara nasional).
Wilayah layanan TV digital penerimaan tetap free-to-air DVB-T sama dengan wilayah layanan TV analog UHF sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. 76 Tahun 2003. Alokasi kanal frekuensi untuk layanan TV digital penerimaan tetap free-to-air DVB-T di Indonesia adalah pada band IV dan V UHF, yaitu kanal 28 – 45 (total 18 kanal) dengan lebar pita masing – masing kanal adalah 8 MHz. Namun, setiap wilayah layanan diberikan jatah hanya 6 kanal, karena 12 kanal lain digunakan di wilayah – wilayah layanan sekitarnya (pola reuse 3 grup kanal frekuensi). TV digital, katanya, memang menuntut keterlibatan banyak pihak, di antaranya perusahaan seluler, sedangkan pemerintah berfungsi untuk melindungi produk TV digital dan sebagai regulator.
Untuk menyusun strategi migrasi ke teknologi digital, pemerintah diusulkan membentuk Komisi Nasional Televisi yang beranggotakan departemen dan kalangan lembaga penyiaran. Pada 2004 diharapkan Komisi ini sudah terbentuk, sehingga sosialisasi dan uji coba televisi digital dapat dilakukan.
PERBEDAAN MENDASAR TV DIGITAL DAN TV ANALOG
Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog
dan digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem
analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah
dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada
sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai
pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi.
Perbedaan TV Digital dan TV Analog hanyalah perbedaan pada sistim
tranmisi pancarannya, kebanyakan TV di Indonesia, masih menggunakan
sistim analog dengan cara memodulasikannya langsung pada Frekwensi
Carrier, Sedangkan pada Pada sistim digital, data gambar atau suara
dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di pancarkan.
Orang awam pun dapat membedakan dengan mudah, jika TV analog signalnya
lemah (semisal problem pada antena) maka gambar yang diterima akan
banyak ‘semut’ tetapi jika TV Digital yang terjadi adalah bukan ‘semut’
melainkan gambar yang lengket seperti kalau kita menonton VCD yang
rusak. Kualitas Digital jadi lebih bagus, karena dengan Format digital
banyak hal dipermudah.
Siaran TV Satelit Dulu memakai Analog. Sekarang sudah banyak yang digital. Tidak semua TV satelit memakai sistim Digital. Di beberapa satelit Arab banyak yang memakai mode analog. Sebenarnya untuk menerima siaran digital untuk TV yang analog tidaklah terlalu mahal. Receiver ini hanya tinggal pasang antena dan kemudian AV nya colokkan ke TV. Untuk siaran TV satelit namanya DVB-S (Digital Video Broadcasting – Satelite). Sedangkan untuk di daratan namanya DVB-T(Digital Video Broadcasting – Terresterial)
Jika anda melihat Indosiar atau Metro TV atau RCTI melalui satelit anda bisa melihat siaran TV Digital. Tidak Harus plasma, Tidak harus HD, karena stasiun TV Nasional masih memakai SDTV meskipun mereka memancarkan secara digital lewat satelit Dengan memakai TV 14 inchi yang paling murahpun anda bisa menonton TV digital. Sedangkan jika anda membeli TV LCD, hampir semua bisa menerima signal Digital tanpa alat tambahan karena sudah dilengkapi dengan receiver digital.
Siaran TV Satelit Dulu memakai Analog. Sekarang sudah banyak yang digital. Tidak semua TV satelit memakai sistim Digital. Di beberapa satelit Arab banyak yang memakai mode analog. Sebenarnya untuk menerima siaran digital untuk TV yang analog tidaklah terlalu mahal. Receiver ini hanya tinggal pasang antena dan kemudian AV nya colokkan ke TV. Untuk siaran TV satelit namanya DVB-S (Digital Video Broadcasting – Satelite). Sedangkan untuk di daratan namanya DVB-T(Digital Video Broadcasting – Terresterial)
Jika anda melihat Indosiar atau Metro TV atau RCTI melalui satelit anda bisa melihat siaran TV Digital. Tidak Harus plasma, Tidak harus HD, karena stasiun TV Nasional masih memakai SDTV meskipun mereka memancarkan secara digital lewat satelit Dengan memakai TV 14 inchi yang paling murahpun anda bisa menonton TV digital. Sedangkan jika anda membeli TV LCD, hampir semua bisa menerima signal Digital tanpa alat tambahan karena sudah dilengkapi dengan receiver digital.
Refrensi: http://nickyhaeriani.blog.com/tv-digital-vs-tv-analog/
Komentar
Posting Komentar